Menulis Dalam Mabuk Celaka

Pecah kepala retak darah menyusur keluar
Berkali berlari terjun menjunam terbaling arah itu
Kolam air takungannya darah busuk hanyir terbau
Pekat
Erat memeluk
Hancing itu meluru masuk dalam lubang hidung terbentang luas panas
Perit
Menahan sakit
Menahan luka
Menahan segala
Menahan hujan rimba daripada teruss
membotak kepala
Air liur najis hina terhina.

Pecah kepala berkecai bersepah berterabur sampah
Sisa-sisa otak hidup
Mengalir dari tubuh sang mat jiwang
Tercampak dari jasad yang entah hidup atau berhenti bernafas
Hidup aku ini terus:~
Dicaci
Dimaki
Dibenci
Disula
Dibuang
Dibakar
Dironyok-ronyok
Dipijak
Diludah-ludah
Haikktuihhhhhhhhhh!!
Sakit kesakitan merah marah berdarah
Meresap ke dalam liang-liang roma beraroma.

Pecah-pecah kepala ditendang yang menerima kemarahan sang pecinta yang kejam
Hari memakan hari menunggu masa membalas dendam
Harap muka comel putih gebu putih bedak sejuk
Dalam itu sangat sangat la gelap hitam pekat
Ciss, bau mu sangat tersangat la busuk
Lalat bahagia terbang ke sana kemari bermain suka-suka disitu
Kalah bangkai tikus yang dibaham diperangkap oleh perbuatan manusia-manusia jalang
Ciss, jangan fikir aku diam aku lemah kaku
*ludah*
Guna guna kawan aku bagai sebagai umpan cacing menggedik
Orang belakang badan aku ni ha sewel-sewel belaka wahai celaka
Tulang-tulang putih selama ini aku rasa bersih rupanya tulang rusa
Senyum-senyum yang aku terima sebelum ini sebaliknya senyum yang penuh dengan dendam dendam mereka
Ya, itu mereka si celaka celaka yang sedang duduk menunggu masa
Masa untuk membunuh aku ini sehingga tidak meninggalkan sisa.

Tiada ulasan: